Beranda

Kontak

Kontribusi

 

Tahukah Anda...

Dalam masyakarat Dayak tato tidak hanya berfungsi sebagai simbol status sosial ataupun sebagai hiasan. Motif tertentu diyakini memberi kekuatan dan menangkal roh jahat, serta sebagai suluh yang menerangi roh dalam perjalanan ke alam akhirat (Sumber: Museum Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak)

 

Kategori Museum

 

  Arkeologi (7)

 

  Benteng (3)

 

  Biologi (9)

 

  Geologi (4)

 

  Lain-lain (8)

 

  Militer (4)

 

  Negeri/Daerah (19)

 

  Pribadi (7)

 

  Sejarah (14)

 

  Seni (7)

 

  Tokoh (14)

 

  Transportasi (3)

   
Publikasi Terkini
 
Pencarian
 

  
Berlangganan Berita
 

  



Tulisan Tangan Bung Karno Berisi Amanat untuk Bangsa Indonesia
Museum Joang 45, Jakarta

 

Pengantar | Komentar | Galeri Foto



am_museum_kereta.jpg

MUSEUM KERETA API AMBARAWA

 

Ambarawa sejak zaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan stasiun kereta api, guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang.

Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 meter persegi.

Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang lebih dikenal dengan sebutan Willem I, dihentikan pengoperasiannya sebagai stasiun kereta api dengan jurusan Ambarawa-Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa-Secang-Magelang juga Ambarawa-Parakan-Temanggung.

Dengan ditutupnya Stasiun KA Ambarawa, maka pada tanggal 8 April 1976 Gubernur Jawa Tengah Supardjo Rustam bersama Kepala PJKA Eksploitasi Soeharso memutuskan Stasiun Ambarawa menjadi museum kereta api, dengan mengumpulkan 21 buah lokomotif yang pernah andil dalam pertempuran khususnya mengangkut tentara Indonesia.

Sumber: Brosur "Museum Kereta Api Ambarawa"


Alamat:
Museum Kereta Api
Jl. Stasiun no.1
Ambarawa
Telp.0298-91035

Jam Kunjungan:
Senin - Minggu 08.00 - 17.00

Tiket:
Rp 1.600,00

 

 
  Copyright © 2009-2020 Museum Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.