Benteng Marlborough, Bengkulu
| |
MUSEUM MIGAS ~ GRAHA WIDYA PATRA
Sekilas Museum Migas Graha Widya Patra - TMII Gagasan dan rancangan induk bangunan museum Migas disetujui oleh Presiden Republik Indonesia pada acara konvensi Indonesian Petroleum Association XIV pada tanggal 8 Oktober 1985 bertepatan dengan peringatan 100 tahun kegiatan usaha pertambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.
Peranan Minyak dan Gas Bumi dalam Pembangunan Migas merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang dikuasai oleh negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hayat hidup orang banyak, migas mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional, sehingga pengelolaannya harus dapat secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Awal Penemuan dan Pemanfaatan Minyak Bumi di Indonesia Sebenarnya perintis industri perminyakan di Indonesia adalah Aeilko Jans Ziijlker yang menemukan dan memproduksi minyak secara komersial pertama kali tanggal 15 Juni 1885, dari sebuah sumur minyak bernama Telaga Tunggal 1, kira-kira 10 kilometer dari Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Penemuan minyak bumi di Indonesia hanya berbeda selama 26 tahun setelah Kolonel Drake menemukan minyak bumi di Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1859.
Terbentuknya Minyak dan Gas Bumi Para ilmuwan berpendapat bahwa diantara banyak teori, teori yang menyatakan bahwa migas terjadi dari bahan-bahan organik merupakan teori yang paling banyak diyakini. Teori ini mengatakan bahwa beribu-ribu bahkan berjuta-juta tahun lalu, bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang dan jasad renik (mikroorganisme) terangkut oleh angin, air atau sungai dan terendapkan di laut, rawa atau danau.
Tumpukan mikroorganisme ini makin lama makin banyak bercampur dengan batuan sedimen yang ikut terangkut bersamanya, akibatnya tumpukan ini makin lama makin tebal dan terisolir dari pengaruh udara luar. Akibat tekanan yang semakin lama semakin besar dan suhu yang tinggi, serta dalam suatu kurun waktu yang lama, maka mikroorganisme tadi berubah bentuk menjadi minyak atau gas bumi. Migas bermigrasi/bergerak keatas dan terjebak, kemudian terakumulasi di batuan reservoar. Dengan demikian migas bisa ditemukan di darat maupun di laut.
EKSPLORASI Eksplorasi adalah suatu tahapan pencarian sumber migas di suatu daerah dengan upaya mencari jebakan/perangkap didalam kerak bumi. Untuk dapat mengetahui secara pasti keberadaan akumulasi minyak atau gas bumi didalam kerak bumi, diperlukan beberapa kegiatan antara lain:
PEMETAAN: Topografi, Foto Udara, Side Looking Airborne Radar (SLAR), Foto Satelit
GEOLOGI LAPANGAN: Untuk menentukan penyebaran batuan, melakukan pengukuran kemiringan pada lapisan batuan, menentukan umur, jenis, dan komposisi batuan serta struktur geologi.
GEOFISIKA: Untuk mendapatkan gambaran struktur geologi bawah permukaan di cekungan sedimen dan mencari jebakan migas dengan cara metoda magnetik, metoda gravitasi, dan metode seismik.
PEMBORAN EKSPLORASI: Suatu kegiatan pemboran untuk mengetahui keberadaan migas yang terjebak dan terakumulasi didalam batuan reservoar.
EKSPLOITASI Suatu kegiatan pemboran pengembangan apabila pada saat pemboran eksplorasi menemukan migas, kemudian dilakukan pemboran deliniasi dan pemboran pengembangan. Tujuan pemboran ini, untuk mengetahui penyebaran dan jumlah migas yang terakumulasi dalam batuan reservoar di suatu daerah (lapangan), juga sifat dan karakteristik batuan reservoar itu sendiri, agar dapat ditentukan jumlah produksi migas per hari.
Produksi Suatu kegiatan menyiapkan sarana produksi menyangkut kelengkapan sumur produksi pipa dan tanki timbun minyak sementara untuk dialirkan ke kilang pengolahan atau langsung dijual.
Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Minyak Bumi Komponen Minyak Bumi Komponen utama minyak dan gas bumi adalah unsur karbon (C) dan unsur hidrogen (H) sehingga dikenal sebagai senyawa hidrokarbon. Selain karbon dan hidrogen, minyak bumi biasanya juga mengandung sedikit unsur belerang (S), nitrogen (N), dan logam seperti besi (F), vanadium (V), dan nikel (N).
Pengolahan Pengolahan minyak bumi merupakan usaha memisahkan senyawa-senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi yang mempunyai sifat-sifat tertentu dan mengumpulkannya dalam suatu kelompok (fraksi minyak bumi) yang kemudian diolah menjadi produk.
Tujuan Pengolahan Melalui pengolahan akan diperoleh produk-produk dengan hasil spesifikasi khusus sesuai persyaratan produk-produk tersebut dan kebutuhan pasar, sehingga diperoleh nilai tambah.
Proses Pengolahan Proses pengolahan minyak bumi terdiri dari: 1. Pengolahan tahap pertama/utama (primary processing) 2. Pengolahan tahap kedua/lanjutan (secondary processing)
Pengolahan Tahap Pertama Pengolahan tahap pertama berupa proses destilasi yang pada hakekatnya adalah proses pemisahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksi minyak bumi berdasar titik didih fraksi-fraksi tersebut.
Pengolahan Tahap Kedua Pengolahan tahap kedua/lanjut merupakan proses-proses lanjutan untuk mengolah produk/hasil yang diperoleh melalui pengolahan tahap pertama, sehingga menghasilkan produk-produk akhir dengan jenis, mutu dan spesifikasi yang sesuai dengan permintaan pasar.
Hasil Pengolahan Minyak Bumi Beberapa yang bisa disebutkan adalah:
-
Kelompok BBM (Bahan Bakar Minyak): Avgas, Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Avtur, Kerosin, ADO (Automotif Diesel Oil), IDO (Industrial Diesel Oil), IFO (Industrial Fuel Oil).
-
Kelompok Non-BBM: Gas (LPG), Pelumas, Lilin, Cat, Aspal
-
Kelompok Petrokimia: Paraksilena, Metanol dan PTA (Purified Terephthalic Acid)
GAS BUMI Gas bumi adalah senyawa hidrokarbon ringan berupa gas yang terakumulasi dalam batuan reservoar. Di alam terdapat 3 jenis gas bumi:
-
Associated gas, yaitu gas yang didalam reservoar terlarut dalam minyak bumi sehingga berbentuk cair, gas ini dihasilkan sebagai gas ikutan pada produksi minyak bumi. Gas ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong minyak keatas dari dalam bumi.
-
Non associated gas, yaitu gas yang didalam reservoar sudah berbentuk gas. Gas ini merupakan hasil dari sumur gas bumi dan biasanya baru diproduksikan bila pemanfaatannya sudah jelas.
-
Kondensat, yaitu gas yang didalam reservoir berbentuk gas, namun setelah sampai di permukaan karena terpengaruh perbedaan tekanan dan suhu, berubah menjadi cair.
LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) Pengertian LPG LPG merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran hidrokarbon dengan propana (C3H8) dan butana (C4H10) sekitar 99% yang dicarikan. Elpiji (LPG) adalah merk dagang Liquefied Petroleum Gas yang dipasarkan di Indonesia. LPG sebagai bahan bakar lebih menguntungkan karena:
-
Pembakarannya sempurna, jadi tidak berasap.
-
Tidak berjelaga, sehingga dapur dan alat-alatnya tetap bersih.
-
Tidak menimbulkan polusei, sehingga merupakan energi bersih dan ramah lingkungan.
LNG (LIQUEFIED NATURAL GAS) PENGERTIAN LNG LNG adalah singkatan dari Liquefied Natural Gas yaitu gas bumi yang dicairkan. Natural gas (gas alami/gas bumi) adalah campuran hidrokarbon (HC) ringan (C1-C6) yang berhasil dari dalam bumi berupa gas dengan komposisi utama kurang lebih 85% metana (CH4), kurang lebih 10% etana (C2H6).
Gas bumi merupakan gas yang tak berwarna, tak berbau dan mudah terbakar.
KEUNTUNGAN LNG
-
LNG dapat disimpan dalam bentuk cair dan volume yang kecil serta mudah diuapkan kembali.
-
LNG merupakan bahan bakar bersih sehingga ramah lingkungan.
-
LNG mempunyai nilai kalor tinggi, sehingga lebih ekonomis.
-
LNG seperti halnya gas bumi, dapat dijadikan bahan baku untuk industri petrokimia.
INDUSTRI DAN PROSES PETROKIMIA Proses petrokimia adalah proses yang mengolah hasil samping kilang minyak atau gas bumi untuk menghasilkan bahan kimia (petrokimia) yang mempunyai nilai tambah dan dapat dijadikan bahan baku industri lain. Proses petrokimia termasuk proses baru yang dikembangkan dalam pengolahan minyak dan gas bumi.
Bahan baku proses petrokimia didapat dari:
-
Kilang minyak yang merupakan produk antara yang berlebih karena tidak diolah menjadi BBM. Contoh: nafta (C6H14 - C12H26)
-
Gas bumi seperti metana (CH4), etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10) dan kondensat (C5H12 - C11H24).
PRODUK PETROKIMIA CONTOH PRODUK SINTETIS DAN MANFAATNYA
1. Polipropilena (PP), suatu jenis plastik ringan untuk membuat barang rumah tangga, suku cadang mobil dan alat kedokteran.
2. Polietilena seperti:
-
Low Density Poly Ethylene (LDPE), hasil polimerisasi pada tekanan dan suhu tinggi, suatu jenis plastik ringan untuk kantong plastik atau film.
-
High Density Poly Ethylene (HDPE), hasil polimerisasi pada tekanan rendah atau sedang, suatu jenis plastik yang agak keras untuk pembuatan botol, ember atau kontainer.
3. Poli Vinil Chlorida (PVC) yang dapat berupa:
-
Rigid PVC, yaitu PVC yang keras dan agak mudah pecah untuk pembuatan pipa atau plastik untuk bangunan.
-
Flexible PVC, yaitu jenis PVC yang lentur (fleksibel) sebagai bahan dasar kulit imitasi untuk pembuatan tas, sepatu, dll.
4. Poli Stirena (PS)
-
General Purpose Poly Styrene (GPPS), suatu hasil polimerisasi massa, untuk pembuatan ballpoint, tempat kaset dan alat rumah tangga.
-
Middle Impact Poly Styrene (MIPS) dan High Impact Poly Styrene (HIPS), hasil polimerisasi suspensi, yang bersifat kuat untuk bahan kabinet TV dan lemari es, serta kontainer.
-
Expandable Poly Styrene (EPS), hasil polimerisasi emulsi, yang bersifat empuk mudah mengembang dan dapat digunakan sebagai gabus sintetis putih untuk pengepakan.
5. Butadiena:
- Poly Butadiene Rubber (PBR) untuk telapak ban isolasi kabel.
Sumber: Lembar Informasi Museum Minyak dan Gas Bumi 'Graha Widya Patra', Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta, 2006.
ALAMAT: MUSEUM MINYAK DAN GAS BUMI GRAHA WIDYA PATRA Taman Mini Indonesia Indah Pondok Gede Jakarta 13560
Telp. 021 - 840 1686
http://www.museum-migas.go.id/Indonesia/Main_Ind.htm
JAM KUNJUNGAN: Selasa - Minggu 08.30-16.00
TIKET: Rp 2000
|