Beranda

Kontak

Kontribusi

 

Tahukah Anda...

Museum Brawijaya, Malang, memiliki koleksi laras karaben dan sten yang pernah digunakan dalam Pertempuran 10 November dan ditemukan di Gunungsari, Surabaya.

 

Kategori Museum

 

  Arkeologi (7)

 

  Benteng (3)

 

  Biologi (9)

 

  Geologi (4)

 

  Lain-lain (8)

 

  Militer (4)

 

  Negeri/Daerah (19)

 

  Pribadi (7)

 

  Sejarah (14)

 

  Seni (7)

 

  Tokoh (14)

 

  Transportasi (3)

   
Publikasi Terkini
 
Pencarian
 

  
Berlangganan Berita
 

  



Ganesha Naik Gajah, Museum Kasepuhan, Cirebon

 

Pengantar | Komentar | Galeri Foto


sangiran_gerbang.jpg

MUSEUM PURBAKALA SANGIRAN

Kata 'Sangiran' dengan sendirinya mengantar kita kepada satu hal: FOSIL. Tentu saja karena inilah sebagian jawaban Sangiran Early Man Site dikukuhkan sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 1996.

World Heritage Centre menjelaskan penetapan Situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia di lamannya,

Excavations here from 1936 to 1941 led to the discovery of the first hominid fossil at this site. Later, 50 fossils of Meganthropus palaeo and Pithecanthropus erectus/Homo erectus were found – half of all the world's known hominid fossils. Inhabited for the past one and a half million years, Sangiran is one of the key sites for the understanding of human evolution.

Penemuan sejumlah besar fragmen Homo erectus dan Meganthropus menunjukkan Sangiran telah berpenghuni sejak 1,5 juta tahun silam. Dengan demikian mendudukkannya sebagai salah satu situs kunci untuk memahami evolusi manusia. Itulah sebabnya Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia.

 

sangiran_interior.jpg

KOLEKSI FOSIL

FOSIL. Itulah akhirnya saat berada di Yogyakarta aku bertekad kali ini h-a-r-u-s sampai ke Sangiran. Even though the heavens collapse! Menerjang segala rintangan, halangan, keberatan *berlebihan euy* suatu hari di bulan Mei (2009) melajulah aku ke Solo dengan Prameks. Tampak Merapi di utara.

Dari Stasiun Balapan aku naik becak ke Terminal Tirtonadi (jalan kaki sekitar 15 menit). Pak Becak yang orang Kali--apa turunkan aku di depan terminal karena jika naik dari dalam terminal bus-bus ngetem lama (kata Pak Becak). Pas aku turun dari becak sebuah bus jurusan Purwodadi muncul dan segera akan berangkat. Langsung deh daku buru-buru mengejar bus.

Mbak..mbak...becaknya belum dibayar...ee..eh..hehehee.. :D

 

sangiran_kalijambe.jpg

PERTIGAAN KALIJAMBE

Jarak Solo-Kalijambe sekitar 15 km. Aku turun di pertigaan Kalijambe. Langsung disambut gerbang gagah bertuliskan Situs Sangiran. Bak Julius Caesar baru pulang dari medan peperangan disambut di pintu gerbang dengan segala kebesaran.

Terlihat penunjuk jalan warna coklat ‘Sangiran 4 kilometer’. Untuk sisa 4 kilometer bisa ditempuh dengan ojek. Kondisi jalan ok. Pak Ojek mintanya sepuluh ribu, aku tawar lima ribu. Setelah itu diambil jalan tengah. Hee..turis pelit (bukan Caesar benaran jee).

Jalan menuju museum diaspal mulus. Di beberapa bagian cukup rindang. Jika ditanami lebih banyak pohon lagi semisal kenari maka pasti akan mengasyikkan menelusuri jalan cantik ini dengan kaki.

Motor terus melaju. Mendekati museum terlihat pintu gerbang gading raksasa. Senang banget seperti mimpi menjadi kenyataan.

Di loket membayar tiket tiga ribu untuk wisatawan domestik dan meminta brosur dwibahasa yang bagus. Bukannya tanpa rasa achievement loh akhirnya mencapai Situs Sangiran. Berbinar-binar aku melangkah menuju Museum Sangiran diiringi terik matahari yang ikut merayakan.

Berhenti untuk memutuskan apakah sekarang saja memotret Monumen Manusia Purba yang selama ini aku lihat dengan rasa kangen di foto-foto. Tertera di badan monumen dengan huruf kapital: SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN. THE HOME LAND OF JAVA MAN.

Heboh juga membayangkan tempat ini telah berpenghuni sejak 1,5 juta tahun silam. Lebih dulu-dulunya lagi sebelum dihuni manusia purba tempat ini malahan adalah dasar laut. Woo! Lautan saja bisa terbalik jadi daratan *terangkat ya mestinya* jadi apa yang tidak mungkin dilakukan waktu.

YOO!

Tuk..tuk..tuk...melangkah menuju museum dengan hati berbunga-bunga. Mau melihat fosil.
Tapi..lho..looh..kok...

Koleksi fosil manusia purba pada replika.

Satu pertanyaan tak berhenti menggangguku sejak itu. Mungkinkah fosil-fosil manusia purba yang pernah ditemukan di situs ini akan kembali ke Museum Sangiran.

 

sangiran_turritella.jpg

TURRITELLA (kedua dari kanan bawah)

Selain replika fosil manusia purba Museum Sangiran masih memiliki koleksi fosil gading gajah purba. Bayangkan gajahnya sebesar apa jika gadingnya saja segede itu. Banyak juga fosil kerang yang usianya sudah jutaan tahun. Ada yang berbentuk cone es krim. Namanya Turritella, bagus untuk nama es krim.

Tujuan berikut adalah Menara Pandang. Tempat yang asli tepat untuk menikmati panorama Sangiran termasuk Museum Sangiran. Teringat tadi di lorong menuju ruang koleksi. Bangunan baru, bau cat masih tercium. Konon dibangun dengan dana 25 milyar. Sedihnya, di bangunan yang bahkan belum diresmikan sudah kulihat: retak.

 

 

Tanggal Terbit: 31-01-2010

 

 
  Copyright © 2009-2020 Museum Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.