Replika Patung Hermes, Museum Sejarah Jakarta
| |
TAMAN WISATA ALAM BANTIMURUNG
Air Terjun Bantimurung, 42 km from Makassar, are waterfalls set amid lushly vegetated limestone cliffs. Looking up, it's straight out of Jurrasic Park, but then you scan the ground level and it's a classic objek wisata (tourist object). That translates as crowded with day-trippers on weekends, and peppered with litter and creative concrete, but it remains a wonderful and picturesque retreat from the heat of Makassar. Upstream from the main waterfall there's another smaller waterfall and a pretty, but treacherous pool. However, you will need a torch to make it through the cave en route. Bantimurung is also famous for its beautiful butterflies. The naturalist Alfred Wallace collected specimens here in the mid-1800s. However, numbers are plummeting as locals trap them to sell to visitors, so try not to encourage the trade.
Catch a Damri bus or pete-pete (8500Rp, one hour) to Maros from Makassar Mall in Makassar, and a pete-pete to Bantimurung (5000Rp, 30 minutes)
Sumber: Indonesia (Lonely Planet, 2010)
Tulisan Ragam Kupu-kupu Bantimurung Terus Menyusut (Kompas, 14 Mei 2010) menyebut tiga sebab menurunnya jenis kupu-kupu di Bantimurung. Diantaranya, '...penangkapan liar yang marak sekitar dua tahun ini turut mempengaruhi penurunan tersebut.' Sebenarnya kupu-kupu bisa dikembangbiakkan. Pak Hugeng (Hugeng, Keindahan Kupu-kupu Indonesia, Kompas, 25 Mei 2010) telah melakukannya dengan mendorong masyarakat peduli lingkungan dan kupu-kupu, sekaligus memperoleh penghasilan darinya. Melalui bantuan Pak Hugeng Papilio karna telah berhasil dikembangbiakkan oleh kelompok masyarakat di Gunung Halimun, Troides vandepoli oleh masyarakat Pangalengan, Bandung, Ornithoptera priamus di Pulau Seram, dll.
Hal serupa semestinya bisa juga dikembangkan di Bantimurung. Apalagi Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung telah berhasil mengembangbiakkan enam jenis kupu, yakni Troides hypolitus, Troides helena, Troides haliphron, Papilio polyphontes, Papilio ascalaphus, Cethosia myrina. Tentu menggembirakan jika ilmu ini dapat ditularkan ke masyarakat dan semoga bisa membantu menurunkan kasus penangkapan liar. Satu hal lagi, jika disertakan logo atau label yang menjelaskan kupu-kupu awetan tidak berasal dari hasil tangkapan di alam melainkan hasil penangkaran, tentunya akan sangat membantu konsumen memutuskan pilihannya.
Alamat: TAMAN WISATA ALAM BANTIMURUNG Maros Sulawesi Selatan
Tiket TWA Bantimurung: Dewasa Rp 10.000 Anak-anak Rp 5.000
Tiket Museum Kupu-kupu: Rp --
|