
MUSEUM MIGAS ~ GRAHA WIDYA PATRA TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA
Dari jauh udah kelihatan gede-gede tulisan Graha Widya Patra...hmhmhmmm..apaan tuh..hehe. Museum Migas (Minyak dan Gas Bumi) di Taman Mini Indonesia Indah tah ternyata. Gawitra nama singkatnya. Berseberangan dengan Monumen Persahabatan Negara Nonblok yang ga keren2 amat. Gawitra sendiri adalah Monumen Peringatan 100 Tahun Usaha Perminyakan Indonesia.

RUANG PAMERAN
Ke Gawitra tiga tahun lalu. Sepiiiii banget. Serasa pengunjung VVIP alias ga ketemu satu kepala pun waktu keluyuran sampai Anjungan Kegiatan Hulu. Buat aku, kesan museum dari luar yaah gitu-gituh. Tapi sutrala tiket juga cuman duaribu perak titik. Ketika jelajah dimulai woww...elaborata. Sebuah museum yang dihidangkan dengan bergaya, dan lezat. Tak kalah dengan mendoan yang bikin betah. Ini pujian looh. Hari-hari orang boleh makan roti keju tapi malam-malam mimpinya mendoan heey..hehe...

MINYAK MENTAH, SI EMAS HITAM
Tapi apaan sih yang bisa dilihat di Museum Migas. Banyak. Pertama, barel. Bukan drum loh tapi tong kayu alat ukur minyak bumi yang setara 158,9 liter. Yang sering dibilang harga minyak satu barel seratus dolar berapa itu. Selfie dulu ah. Sama tong barel ha?!! Ada tuh di Jungle-nya Kipling. Untuk merebut Mowgli yang bayi dari Father Wolf maka Shere Khan si harimau mesti menerobos pintu gua yang sempit, '...as a man's would be if he tried to fight in a barrel.'
Paling berkesan alias seumur-umur gini, tiba-tiba ketemu si minyak bumi dalam bentuk aslinya alias minyak mentah, si crude oil. Emas hitam yang lebih perkasa dari seluruh supersentai karena bisa metamorf jadi apa aja. Ga cuman bensin, minyak tanah, gas, avtur, aspal, pelumas yang udah lancar di kepala tapi juga karet sintetis, kulit sintetis, nilon, pupuk, pestisida, parfum, plastik, melanin, akrilik, deterjen, selotip, kosmetika etcetera etcetera.
Satu yang mesti disebut adalah parafin, ingredien lilin batik merupakan hasil distilasi minyak bumi. Jadi ada perannya loh dalam warisan budaya. Sebatang Pohon Minyak di Ruang Peran meringkas kebolehan minyak bumi. Tapi sisi lain minyak bumi adalah perannya dalam pemanasan global.

GUCI MINYAK BUMI SRIWIJAYA
Di Ruang Sejarah pengunjung bisa eksplor sejarah tambang migas. Minyak bumi ga bikin kita mikir Sriwijaya tapi ternyata doeloedoeloe itu minyak bumi dipaket dalam guci adalah hadiah Sriwijaya kepada Kaisar Tiongkok. Menurut Gawitra: Berabad-abad yang lalu rembesen minyak bumi telah ditemukan di Sumatera Selatan. Gitu tah. Ada gucinya di Gawitra. Ga ingat asli apa contoh doank. Tapi lalu dibikin apa yah minyak bumi di sono dahulu kala itu.

RUANG SEJARAH
Minyak bumi di Indonesia benar-benar hendak dieksploitasi pertama kali di Cibodas, Jawa Barat, oleh Jan Reerink, 1871. Pedagang kelontong yang terinspirasi keberhasilan Edwin Drake di Pennsylvania. Namun usaha Jan Reerink gagal. Kedua Aeilko Jans Zijlker yang semula bergerak di sektor perkebunan tembakau. Berhasil mendapatkan konsesi yang dikenal sebagai Telaga Said dari Sultan Langkat pada 1883.
Kemudian J.B. August Kessler, tiba di Sumatra pada 1891, orang Belanda juga, pionir minyak penerus Zijlker, Toean Besar yang bahkan bisa bekerja siang-malam walau sakit, dan meraih sukses yang luar biasa, deeste..deeste...sampai Indonesia merdeka. Setelah 69 tahun merdeka? 'Penguasaan pelaku ekonomi asing di sektor energi tak dapat dikurangi sehingga penataan sektor energi menjadi tidak mudah,' tulis Prof. Erani (Dekade yang Hilang, Kompas, 17 Juni 2014).

MINIATUR ANJUNGAN
Tak kalah menakjubkan ialah para miniatur yang terhormat di Gedung Utama seperti Fasilitas Lepas Pantai Terpadu yang Pertama di Dunia, Kilang Kenali Asam di Jambi, pengangkut minyak bumi zadul yaitu tangki cikar yang ditarik kerbau sampai kapal tanker modern. Maupun miniatur Anjungan Pemboran Lepas Pantai, Anjungan Produksi Lepas Pantai, Anjungan Produksi Laut Dangkal dkk di Anjungan Kegiatan Hulu. Aslinya sih ga ngerti apa beda satu anjungan sama lainnya tapi miniatur gini kok yah memberi rasa karya yang artistik. Juga karena ingat cerita Saman.

DIORAMA PERADABAN MANUSIA
Gawitra punya diorama yang menggoda *untuk ditilep dinosaurusnya tah*. Diorama Peradaban Manusia mengisahkan perkembangan peradaban manusia yang pesat setelah ditemukan minyak bumi. Lainnya Diorama Kegiatan Migas dari Hulu sampai Hilir yang mengesankan.
Kalo capek kaki bisa duduk menikmati film animasi kayak Saya juga Berasal dari Minyak dan Gas Bumi, atau film Kegiatan Pemboran. So bagaimana...museum ber-AC loh bisa buat ngadem, dan bersih, dan lampunya banyak banget (gak environment-friendly banget yaah), lagian harga tiket lebih murah lagi dari aqua yang jual di TMII. Tapi tetep pentingnya kita bisa mengenal migas lebih jauh. Bertanya lebih jauh. Iya gak, frens.
Tanggal Terbit: 03-08-2014 |