Beranda

Kontak

Kontribusi

 

Tahukah Anda...

Museum Negeri Sonobudoyo, Yogyakarta, memiliki koleksi genta pemanggil dewa.

 

Kategori Museum

 

  Arkeologi (7)

 

  Benteng (3)

 

  Biologi (9)

 

  Geologi (4)

 

  Lain-lain (8)

 

  Militer (4)

 

  Negeri/Daerah (19)

 

  Pribadi (7)

 

  Sejarah (14)

 

  Seni (7)

 

  Tokoh (14)

 

  Transportasi (3)

   
Publikasi Terkini
 
Pencarian
 

  
Berlangganan Berita
 

  



Aceh Tsunami Museum

 

Pengantar | Komentar | Galeri Foto


mpn_museum.jpg

MUSEUM PUSAKA NIAS


Agar pengunjung dapat dengan mudah menelusuri kehidupan masa lampau, kebiasaan dan tujuan hidup masyarakat Nias ‘Ono Niha’, maka dihadirkan pameran dalam paviliun utama, didukung dengan sarana yang lain di luar gedung. Ada rumah adat dengan berbagai gaya sebagai bukti pengetahuan dan kearifan yang bernilai tinggi, berbagai flora untuk obat tradisional (herbal medicine), fauna (mini zoo), pantai yang bersih, hijau, dan tertata rapi. Ada juga perpustakaan dan audio visual. Semuanya bertujuan untuk memfasilitasi tumbuhnya kecintaan terhadap kebudayaan suku Nias, mendorong masyarakat untuk mengenal, menghayati, dan mengembangkan pengetahuan, kearifan, nilai-nilai budaya Nias yang masih ada, menjadikannya sebagai media pendidikan dan refleksi tentang manusia yang beradab, bijaksana, berjatidiri dan bermartabat.

PAVILIUN I
Menyajikan berbagai artefak sebagai bukti material yang menggambarkan keagungan seorang Ono Niha pada masa lalu mulai dari kehidupannya secara pribadi, dalam keluarga, dalam masyarakat hingga ke sisi religius yang berkaitan dengan dunia dan kepercayaannya. Artefak-artefak tersebut berkaitan juga dengan dimensi kehidupan yang agung (Molakhomi) dan terhomat (mosumange) dan tegas/keras (mosofu).

PAVILIUN II
Menghadirkan bukti-bukti material yang dipakai dalam pesta yang berkaitan dengan kejelasan dan peneguhan status. Mulai dari berbagai bentuk perhiasan dan barang-barang berharga lainnya, peralatan dapur, dan peralatan jamuan yang terbuat dari kayu, batu, dan keramik. Dilanjutkan dengan rumah adat dengan berbagai ukiran dan monumen di sekitarnya sebagai simbol tingginya status. Berbagai takaran, pakaian, dan tempat duduk yang sekaligus sebagai usungan pada saat prosesi pesta adat, hingga berbagai bentuk peti jenazah sebagai akhir dari kehidupan di dunia serta artefak yang digunakan pada perayaan dan ritus religi kuno.

PAVILIUN III
Hidup keseharian orang Nias tidak saja diisi dengan hal-hal yang istimewa. Layaknya masyarakat suku bangsa lain di berbagai belahan dunia, Ono Niha juga menjalani hidup sehari-hari dengan berbagai kegiatan rutin. Menelusuri hidup keseharian Ono Niha dapat dilihat dalam ruangan ini, mulai dari tempat hunian, peralatan, dan teknologi rumah tangga, kesenian, pertanian, pertukangan, perburuan kepala manusia, perburuan hewan untuk makanan dan sebagainya.

PAVILIUN IV
Peristiwa  penting dalam kehidupan orang Nias diabadikan dengan batu. Batu itu seolah hidup dan bertutur pada generasi sekarang tentang masa lalu leluhurnya. Mengapa batu?

Me kara lo tebulo-bulo (Karena batu tak pernah berubah)
Me kara lo maoso-maoso
(Karena batu tak pernah bergerak)
Kara toroi ba nahia
(Batu tetap tinggal pada tempatnya)
Kara sahono boto
(Batu yang indah dan selamanya kekal)

PAVILIUN V
Kegiatan pameran temporer, ceramah, audio visual, diskusi untuk pendidikan pusaka bagi pengunjung, dll.

 

Sumber: Brosur ‘Menelusuri kehidupan masa lampau Ono Niha’ (Museum Pusaka Nias)

 

Alamat:
MUSEUM PUSAKA NIAS
Jl. Yos Sudarso no.134-A
Gunungsitoli 22812
Nias, Sumatra Utara

Telp. 0639-21920

http://www.museum-nias.org

Jam Kunjungan:
Selasa-Sabtu 08.00-11.30 13.30-16.30
Minggu 14.00-16.30

Tiket:
Dewasa Rp 2.000,00
Pelajar dan mahasiswa Rp 1.000,00
Turis mancanegara Rp 20.000,00 

 

 

 
  Copyright © 2009-2020 Museum Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.